Mark Twain pernah ngasih sebuah kata mutiara: ``Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton.`` Artinya, kita diminta untuk berbuat tanpa pamrih. Mengerahkan segala daya upaya kita tanpa peduli, dengan apa yang akan kita dapatkan dari orang lain tentang usaha kita. Dalam bahasa Islam, kita sering mengenalnya dengan istilah ikhlas.
Ya, ikhlas, kita senantiasa diminta untuk itu. Sobat muda muslim, dalam kehidupan sehari-hari nggak jarang kita berhadapan dengan kenyataan. Bahwa, banyak pula di antara kita yang kurang ikhlas dalam berbuat. Jika ketika kita melakukan sesuatu, dalam hati terbersit keinginan untuk dilihat oleh orang lain atas apa yang kita lakukan, maka itulah salah satu ciri bahwa kita tidak ikhlas. Kita bahkan berharap banget ada orang yang mau berbuat baik kepada kita, saat kita berbuat baik kepadanya. Itu namanya pamrih, alias ingin mendapat imbalan dari orang yang kita tolong.
Ikhlas, seperti sebuah barang mahal dalam kehidupan kita saat ini. Betapa sulitnya menemukan kata itu dalam diri setiap muslim. Bahkan kita sendiri kadang merasakan bahwa benih-benih ketidak-ikhlasan dalam diri kita selalu merongrong dan mencoba menodai amalan kita. Hati-hati deh. Kita, kaum muslimin, memang tidak saja dituntut untuk ikhlas dalam beramal, tapi juga sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Intinya, paling ikhlas karena Allah, dan paling benar sesuai aturan Allah dan Rasul-Nya. Seorang ulama yang hidup di masa Abdul Malik bin Marwan, Sa.id bin Jubair, pernah mengatakan: ``Tidak diterima suatu perkataan kecuali disertai amal, tidak akan diterima perkataan dan amal kecuali disertai niat, dan tidak akan diterima perkataan, amal dan niat kecuali disesuaikan dengan sunnah Nabi saw.``
Diriwayatkan dari Aisyah r.a isteri Nabi s.a.w katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut, Dia suka akan lembutan. Allah akan memberikan balasan dari kelembutan yang tidak diberikan ke atas sikap keras dan kasar serta selainnya. ( Bukhari & Muslim )
Ikhlas, seperti sebuah barang mahal dalam kehidupan kita saat ini. Betapa sulitnya menemukan kata itu dalam diri setiap muslim. Bahkan kita sendiri kadang merasakan bahwa benih-benih ketidak-ikhlasan dalam diri kita selalu merongrong dan mencoba menodai amalan kita. Hati-hati deh. Kita, kaum muslimin, memang tidak saja dituntut untuk ikhlas dalam beramal, tapi juga sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Intinya, paling ikhlas karena Allah, dan paling benar sesuai aturan Allah dan Rasul-Nya. Seorang ulama yang hidup di masa Abdul Malik bin Marwan, Sa.id bin Jubair, pernah mengatakan: ``Tidak diterima suatu perkataan kecuali disertai amal, tidak akan diterima perkataan dan amal kecuali disertai niat, dan tidak akan diterima perkataan, amal dan niat kecuali disesuaikan dengan sunnah Nabi saw.``
Diriwayatkan dari Aisyah r.a isteri Nabi s.a.w katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut, Dia suka akan lembutan. Allah akan memberikan balasan dari kelembutan yang tidak diberikan ke atas sikap keras dan kasar serta selainnya. ( Bukhari & Muslim )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar